Di Sanggar Keris Mataram Yogyakarta, Juga terdapat Tukang Meranggi yaitu Seseorang yang membuat Warangka Keris. Ia adalah seniman yang memadukan ketekunan, rasa seni, dan pemahaman mendalam terhadap filosofi keris. Dengan menggunakan kayu-kayu pilihan seperti Timoho, Trembalu, hingga Cendana, sang Meranggi mengukir warangka yang bukan hanya indah, tetapi juga harmonis dengan karakter dan energi keris yang menaunginya.

Setiap garis ukiran, setiap lekukan gandar, dan setiap sentuhan pada bagian ukir kepala warangka mencerminkan perjalanan spiritual dan estetik yang panjang. Dalam prosesnya, Meranggi tidak bekerja tergesa-gesa. Ia membaca bentuk keris, memahami maksud pemiliknya, dan menuangkannya dalam desain warangka yang anggun — sebuah penutup yang menjaga, sekaligus memperkuat wibawa sang keris.

Lebih dari sekadar pelengkap, warangka adalah simbol. Ia melambangkan kehormatan, pengendalian diri, dan perlindungan terhadap kekuatan dalam. Meranggi-lah yang memberi bentuk pada simbol itu — menjadikannya utuh dan pantas disebut pusaka.